Sabtu, 24 Juli 2021

Cita Rasa Baru Keroncong

Aguslia Hidayah
korantempo.com
 
Nyak Ina Raseuki dan kawan-kawan menafsirkan kembali keroncong dan mementaskannya di Salihara pekan lalu. “Pepaya, mangga, pisang, jambu// dibawa dari Pasar Minggu// di desa banyak penjualnya// di kota banyak pembelinya”
 
Lagu keroncong lawas itu mengantarkan sensasi lain. Sensasi yang bukan ala Mus Muyadi, Sundari Sukoco, atau Anastasia Astutie. “Sensasi keroncong yang lain” itulah yang disajikan oleh sebuah kelompok musik keroncong yang menamakan dirinya Kroncong Tenggara di Salihara pada Jumat dan Sabtu malam pekan lalu. Berbalut baju putih-putih bersetelan kain sarung, mereka memperkenalkan kolaborasi musik khazanah nusantara itu dengan ragam genre musik lainnya.
 
Mendengar nama Kroncong Tenggara mengingatkan kita pada sebuah grup musik yang muncul dalam film Ruma Maida garapan sineas Teddy Soeriaatmadja. Dalam film dikisahkan bahwa grup keroncong ini dibentuk oleh seorang blasteran Belanda bernama Ishak Pahing. Ia menciptakan lagu Pulau Tenggara, yang kemudian menjadi inspirasi Soekarno dalam berdiplomasi. Namun, jangan keburu merelasikannya. Sebab, antara grup ini dan kisah dalam Ruma Maida tak berkaitan.
 
Adalah “kerjaan” seorang seniman musik kawakan, Nyak Ina Raseuki, atau yang tenar disapa Ubiet, yang berhasil mengajak musisi lain, seperti Dian H.P. dan pendiri SimakDialog, Riza Arshad. Grup ini pun menjadi menarik kala mampu meleburkan keroncong dengan jazz, reggae, pop, melayu, bahkan tango dan klasik.
 
Hasilnya, lagu Pepaya, Mangga, Pisang, Jambu yang diciptakan Adi Karso, menjadi aransemen ciamik karena sang pemain flute, Dony Koeswinarno, meraciknya menjadi keroncong reggae bercampur pop yang unik. Intro dalam keroncong, yang biasanya dibuka dengan kocokan ukulele-cak, diambil posisinya oleh tiupan flute dan betotan bas dari Adi Darmawan. Sensasi pop segera merajang, lalu masuk ke badan lagu yang bermuara pada permainan kendang Jalu Pratidina yang mengajak pemain bas meramu reggae.
 
Tak kalah aduhai saat mendengarkan nomor Kroncong Tenggara yang diadaptasi oleh Dian H.P. Kekuatan lagu ini jelas ada pada kekuasaan Dian yang memijit akordion. Tarian jarinya menjadikan lagu ini kian dinamis. Pada lagu Langgam Merah-Biru yang juga digarap Dian bersama Nirwan Dewanto, suntikan ritme melayu kembali menghasilkan sebuah cita rasa baru dari unsur-unsur masa lalu. Ditambah dengan tatanan panggung yang bersahaja. Layar putih terkembang di belakang menjadi alas tumpahan bidik lampu warna-warni yang berganti kalem. Dan beberapa bingkai lukisan sengaja hadir duduk di kursi-kursi jati.
 
Sebanyak 13 lagu dimainkan. Lima lagu baru bakal mengisi album anyar mereka yang tengah dipersiapkan, yakni Stambul Jauh di Mata karya Ismail Marzuki, Penghujung Musim Penghujan garapan Dian H.P. dan Sitok Srengenge, Di Bawah Sinar Bulan Purnama karya R. Maladi, Pepaya Mangga Pisang Jambu oleh Adi Karso, serta Langgam Merah-Biru oleh Dian H.P. dan Nirwan Dewanto.
 
Kemunculan grup musik yang juga dimeriahkan oleh pemain cello Dimawan Krisnowo Adji serta dua pengocok ukulele, Arief Suseno dan Maryono, memang jarang. Meski sudah terbentuk sejak 2007, grup ini baru kembali manggung tahun ini. “Grup ini terpaksa beristirahat sebentar selama dua tahun karena saya mengejar gelar doktor etnomusikologi di Amerika,” ujar Ubiet. Setelah kembali ke Tanah Air, Ubiet langsung membayarnya dengan pertunjukan perdana mereka di Salihara.
 
Ubiet menyukai musik yang sudah dikenal sejak abad ke-16 itu sejak dulu. Penjelajahan jauhnya terhadap beragam genre musik mengantarnya kembali pulang pada musik khas Indonesia tersebut. Ubiet melihat musik ini sebagai musik popular hybrid, sebuah perpaduan antara selera Eropa dan Nusantara. Celah itulah yang kini hendak disampaikan Ubiet, dengan terus menggali pelbagai kemungkinan akan ramuan musik baru.
 
Ide semacam ini sebenarnya juga pernah dieksperimenkan oleh grup musik Bondan Prakoso dan Fade 2 Black lewat lagunya berjudul Kroncong Protol. “Inilah bukti bahwa musik keroncong sebenarnya begitu dinamis menerima suntikan dari musik-musik modern, seperti rap, dan R n B,” ujar Dian H.P.
 
Bukanlah proses instan untuk kembali membangkitkan euforia berkeroncong. Pada mulanya, pada 2007 mereka meluncurkan album perdana berjudul Kroncong Tenggara. “Kami hanya mencetak 1.000 copy untuk album pertama,” kata Ubiet. Ia tak ingin bermuluk-muluk karena memang bukan hal mudah menerobos pasar modern yang kian menjauhkan diri dari musik pop dan enteng. Album kedua pun ditargetkan rampung tahun ini. “Kami ingin sering manggung, tapi belum ada investor yang tertarik,” ujar Dian.
***

http://sastra-indonesia.com/2010/07/cita-rasa-baru-keroncong/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Kirno Tanda A.C. Andre Tanama A.D. Pirous A.S. Laksana Abdillah M Marzuqi Abdul Ajis Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Abu Nisrina Adhi Pandoyo Adib Muttaqin Asfar Adreas Anggit W. Afnan Malay Agama Para Bajingan Agung Kurniawan Agung WHS Agus B. Harianto Agus Dermawan T Agus Hernawan Agus Mulyadi Agus R. Subagyo Agus Sigit Agus Sulton Agus Sunyoto Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Alim Bakhtiar Alur Alun Tanjidor Amang Rahman Jubair Amien Kamil Amri Yahya Anang Zakaria Andhi Setyo Wibowo Andong Buku Andong Buku #3 Andong Buku 3 Andry Deblenk Anindita S Thayf Antologi Puisi Kalijaring Antologi Sastra Lamongan Anton Adrian Anton Kurnia Anwar Holid Ardhabilly Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif 'Minke' Setiawan Arti Bumi Intaran Ary B Prass Aryo Wisanggeni G AS Sumbawi Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Ayu Sulistyowati Bambang Bujono Bambang Soebendo Bambang Thelo Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Basoeki Abdullah Basuki Ratna K BE Satrio Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Brunel University London Buku Kritik Sastra Bustan Basir Maras Candrakirana KOSTELA Catatan Cover Buku Dahlan Kong Daniel Paranamesa Dari Lisan ke Lisan Darju Prasetya Debat Panjang Polemik Sains di Facebook Dedy Sufriadi Dedykalee Denny JA Desy Susilawati Di Balik Semak Pitutur Jawa Dian Sukarno Dian Yuliastuti Dien Makmur Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dipo Handoko Disbudpar Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwin Gideon Edo Adityo Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Esai Evan Ys F. Budi Hardiman Faidil Akbar Faizalbnu Fatah Yasin Noor Festival Teater Religi Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Franz Kafka Galeri Sonobudoyo Gatot Widodo Goenawan Mohamad Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Hans Pols Hardjito Haris Saputra Harjiman Harryadjie BS Hendra Sofyan Hendri Yetus Siswono Hendro Wiyanto Heri Kris Herman Syahara Heru Emka Heru Kuntoyo htanzil I Wayan Seriyoga Parta Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indigo Art Space Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Intan Ungaling Dian Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Jajang R Kawentar Jawapos Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jiero Cafe Jihan Fauziah Jo Batara Surya Jonathan Ziberg Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jual Buku Paket Hemat 23 Jumartono K.H. Ma'ruf Amin Kabar Kadjie MM Kalis Mardiasih Karikatur Hitam-Putih Karikatur Pensil Warna Kartika Foundation Kemah Budaya Pantura (KBP) Kembulan KetemuBuku Jombang Kitab Puisi Suluk Berahi karya Gampang Prawoto Koktail Komik Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan (Kostela) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Koskow Koskow (FX. Widyatmoko) KOSTELA Kris Monika E Kyai Sahal Mahfudz L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Shitaresmi Leo Tolstoy Literasa Donuts Lords of the Bow Luhung Sapto Lukas Luwarso Lukisan M Anta Kusuma M. Ilham S M. Yoesoef Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoenomo Mas Dibyo Mashuri Massayu Masuki M Astro Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Moch. Faisol Moh. Jauhar al-Hakimi Moses Misdy Muhajir Muhammad Antakusuma Muhammad Muhibbuddin Muhammad Yasir Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musdalifah Fachri Ndix Endik Nelson Alwi Nietzsche Noor H. Dee Novel Pekik Nung Bonham Nurel Javissyarqi Nurul Hadi Koclok Nuryana Asmaudi SA Obrolan Octavio Paz Oil on Canvas Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Pameran Lukisan Pasar Seni Indonesia Pasar Seni Lukis Indonesia PC. Lesbumi NU Babat Pekan Literasi Lamongan Pelukis Pelukis Dahlan Kong Pelukis Harjiman Pelukis Saron Pelukis Sugeng Ariyadi Pelukis Tarmuzie Pendhapa Art Space Penerbit PUstaka puJAngga Penerbit SastraSewu Pesta Malang Sejuta Buku 2014 Proses kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga R Ridwan Hasan Saputra Rabdul Rohim Rahasia Literasi Rakai Lukman Rambuana Raudlotul Immaroh Redland Movie Remy Sylado Rengga AP Resensi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Riki Antoni Robin Al Kautsar Rodli TL Rudi Isbandi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumoh Projects S. Yadi K Sabrank Suparno Saham Sugiono Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sapto Hoedojo Sastra Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra ke #24 Senarai Pemikiran Sutejo Seni Rupa Septi Sutrisna Seraphina Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sketsa Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Srihadi Soedarsono Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sugeng Ariyadi Suharwedy Sunu Wasono Susiyo Guntur Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno SZ Syifa Amori Tammalele Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace TANETE Tarmuzie Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Pinang Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Toto Nugroho Tri Andhi S Tri Moeljo Triyono Tu-ngang Iskandar Tulus Rahadi Tulus S Universitas Indonesia Universitas Jember Vincent van Gogh Vini Mariyane Rosya W.S. Rendra Wachid Duhri Syamroni Wahyudin Warung Boenga Ketjil Wasito Wawancara Wayan Sunarta William Bradley Horton Yona Primadesi Yosep Arizal L Yunisa Zawawi Se Zulfian Hariyadi