Rabu, 01 April 2020

Senirupa dan Sastra

Idris Pasaribu
analisadaily.com

TAK SELAMANYA cabang seni berdiri sendiri dalam berbagai kegiatannya. Salah satu di antaranya, senirupa dan sastra sudah sejak tahun 2011 ini, selalu berkegiatan bersama antara Komunitas Sastra Indonesia (KSI) dengan Medan Seni Gallery Payung Teduh. Bukan itu saja, di Payung teduh Jalan Sei Bingei No. 1, sering pula dilakukan diskusi tentang berbagai cabang seni. Seperti diskusi Film yang diselenggarakan secara bersama antara KSI dan Payung Teduh, Diskusi Sastra juga diskusi senirupa. Yang hadir mengejutkan juga. Teman-teman yang bukan pekerja seni, bisa hadir di sana. Menariknya, mereka justru memberikan berbagai masukan kepada para pekerja seni di Medan dan masukan itu sangat berharga sekali.

Ada dokter umum, ada dokter spesialis bedah, ada akupunktur, ekonom, politisi dan berbagai profesi. Ketika terjadi debat, kelihatannya sangat menarik, kalau mereka yang bukan pekerja seni, menilai kinerja seniman di Medan dengan objektif. Ada pujian, ada saran bahkan ada kritik tajam.

Dari berbagai pertemuan yang dilakukan di Payung Teduh ternyata, selama ini mereka sebanranya menilai dan menikmati juga apa yang dilakukan oleh seniman. Mereka tahu, apa dan siapa seniman Medan yang karya-karya-nya pantat dibicarakan, baik di tingkat provinsi maupun di tingkat nasional. Mereka mengikuti perkembangan para seniman dan karya-karyanya.

Diskusi yang selalu dibatasi untuk 20 orang itu, semakin menarik ketika mereka yang bukan pekerja seni memberikan berbagai krtitik tajam. Mereka prihatin, karena seniman Medan kurang pengayoman dan tidak mendapatkan dukungan penuh dari pemerintahnya, bahkan dari masyarakatnya sendiri.

Kita sebagai pekerja seni terkejut juga, saat mereka mengatakan, kenapa orang-orang kaya di Medan dan pata pejabat yang berduit, lenbih bangga membeli lukisan orang-orang di Jawa dan Bali atau luar negeri, ketimbang karya orang Sumut sendiri? Padahal tidak semua lukisan orang yang bukan dari Medan lebih baik. Banyak lukisan orang Medan cukup baik. Sementara orang di Jawa Barat, Jateng, DIY Jogja, Bali, Jakarta, mereka bangga membeli karya seniman yang ada di proivinsi mereka dan memajangnya di dinding mereka.

Mari kita ke kantor pemerintahan di Jawa dan Bali juga di Jakarta. dinding kantor itu dihiasi oleh liukisan dari daerahnya sendiri. Sumatera Barat juga dinding kantor pemerintahannya dihiasi oleh lukisan pelukis provinsinya sendiri. Anehnya di Sumatera Utara, banyak kantor yang dindingnya tidak dihiasi oleh lukisan, padahal lukisan pasti membawa kesejukan bagi penikmatnya, terlebih di ruang tunggu. Demikian juga kalau kita memasuki rumah mewah yang ada di Medan, jarang sekali kita menemui dinding merteka dihiasi oleh lukisan.

Kita salut kepada mereka, ternyata mereka mampu mengamati juga sampai ke dinding perkantoran pemerintahan kiota, juga kantor perusahaan besar baik milik swasta maupun milik BUMN, juga rumah-rumah mewah yang ada di Medan. Ternyata kita tak boleh pandang enteng kepada mereka yang buka pekerja seni, karena mereka banyak tau tentang seni. Melihat kenyataan itu, di Payung Teduh pun semakin kita tingkatkan diskusi bulanan dengan berbagai pihak tentang banyak hal. Ketika diskusi sastra, lukisan tetap terpajang di dinding gallery Payung Teduh. Nyatanya, diskusi tetap berjalan, walau sesekali mata melirik juga melihat lukisan-lukisan yang terpajang disana. Diskusi jalan terus, dan usai diskusi mereka yang hadir pun mulai tanya sana-sini dan tawar menawar lukisan pun terjadi pula.

Pada jumat 14 Oktober nanti, Payung Teduh juga menjadi tuan rumah untuk peluncuran sebuah novel (pendek) berjudul AMANG PARSIUNAN (sang ayah), karya Lucya Chriz. Lucya Chriz belum setahun bergabung di KSI dan di Payung Teduh. Dia seorang yang gigih dan pekerja keras serta mau terus belajar dan belajar. Dia digojlok oleh para seniornya selama di KSI. Karya-karyanya dikritik keras oleh Sakinah Annisa Mariz, Julhenri Chaniago, Embar T Nugroho juga oleh teman-teman lainnya. Ternyata gojlokan itu, bukan melemahkan semangat Lucya Chriz, sebaliknya membuatny semakin semangat.

Sebagai sarjana psikologi yang baru diwisuda, karya-karyanya selalu bermuatan psikologi. Kali ini, Lucya Chriz, justru menyibak pergualan bathin secara psikologi orang Batak, jika suami isteri tidak melahirkan anak laki-laki. Pertentangan bathin itu demikian indahnya dilukisakan oleh Lucya Chriz, hingga pembacanya bisa ikut larut dalam pergulatan bathin itu. Plot-nya yang berjalan indah dan lancar, perasaan pembaca bisa dipermainkan olehnya.

Mau menikah kembali, agama melarangnya untuk berpoligami apalagi bercerai. Jika tidak menikah lagi untuk mendapatkan anak-laki-laki yang dituntut oleh adat dimana laki-laki adalah apenerus garis keturunan leluhur (Patrarchaat), apa yang harus dilakukan? Pertentangan itu demikian keras, hingaa terjadi bunuh diri dan pembunuhan serta korban-koran bathin lainnya diaduk oleh Lucya Chriz.

Peluncuran AMANG PARSINUAN ini pada 14 Oktobner 2011 pada pukul 15.00 WIB di Payung Teduh Jalan Sei Bingei No. 1 Medan itu, didukung oleh BT/BS. BIMA. Kali ini peluncuran buku ini naik ke permukaan, sebagai BT/BS BIMA, Perduli Sastra. dr. Robert Valentino Tarigan SPd yang bukan pekerja seni, tapi perduli pada seni, bahkan kali ini dia menyatakan; PERDULI SASTRA.

Irwansyah Hasibuan salah seorang yang banyak berkecimpung di dunia pertanian dan kemasyarakatan lainnya, dialah yang akan membahas AMANG PARSINUAN. Orang pertanian membahas sastra? Setelah membaca makalahnya, penulis justru terkesima. Makalahnya lebih tajam dari pisau sastra para sastrawan.

09 Okt 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Kirno Tanda A.C. Andre Tanama A.D. Pirous A.S. Laksana Abdillah M Marzuqi Abdul Ajis Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Abu Nisrina Adhi Pandoyo Adib Muttaqin Asfar Adreas Anggit W. Afnan Malay Agama Para Bajingan Agung Kurniawan Agung WHS Agus B. Harianto Agus Dermawan T Agus Hernawan Agus Mulyadi Agus R. Subagyo Agus Sigit Agus Sulton Agus Sunyoto Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Alim Bakhtiar Alur Alun Tanjidor Amang Rahman Jubair Amien Kamil Amri Yahya Anang Zakaria Andhi Setyo Wibowo Andong Buku Andong Buku #3 Andong Buku 3 Andry Deblenk Anindita S Thayf Antologi Puisi Kalijaring Antologi Sastra Lamongan Anton Adrian Anton Kurnia Anwar Holid Ardhabilly Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif 'Minke' Setiawan Arti Bumi Intaran Ary B Prass Aryo Wisanggeni G AS Sumbawi Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Ayu Sulistyowati Bambang Bujono Bambang Soebendo Bambang Thelo Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Basoeki Abdullah Basuki Ratna K BE Satrio Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Brunel University London Buku Kritik Sastra Bustan Basir Maras Candrakirana KOSTELA Catatan Cover Buku Dahlan Kong Daniel Paranamesa Dari Lisan ke Lisan Darju Prasetya Debat Panjang Polemik Sains di Facebook Dedy Sufriadi Dedykalee Denny JA Desy Susilawati Di Balik Semak Pitutur Jawa Dian Sukarno Dian Yuliastuti Dien Makmur Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dipo Handoko Disbudpar Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwin Gideon Edo Adityo Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Esai Evan Ys F. Budi Hardiman Faidil Akbar Faizalbnu Fatah Yasin Noor Festival Teater Religi Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Franz Kafka Galeri Sonobudoyo Gatot Widodo Goenawan Mohamad Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Hans Pols Hardjito Haris Saputra Harjiman Harryadjie BS Hendra Sofyan Hendri Yetus Siswono Hendro Wiyanto Heri Kris Herman Syahara Heru Emka Heru Kuntoyo htanzil I Wayan Seriyoga Parta Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indigo Art Space Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Intan Ungaling Dian Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Jajang R Kawentar Jawapos Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jiero Cafe Jihan Fauziah Jo Batara Surya Jonathan Ziberg Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jual Buku Paket Hemat 23 Jumartono K.H. Ma'ruf Amin Kabar Kadjie MM Kalis Mardiasih Karikatur Hitam-Putih Karikatur Pensil Warna Kartika Foundation Kemah Budaya Pantura (KBP) Kembulan KetemuBuku Jombang Kitab Puisi Suluk Berahi karya Gampang Prawoto Koktail Komik Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan (Kostela) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Koskow Koskow (FX. Widyatmoko) KOSTELA Kris Monika E Kyai Sahal Mahfudz L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Shitaresmi Leo Tolstoy Literasa Donuts Lords of the Bow Luhung Sapto Lukas Luwarso Lukisan M Anta Kusuma M. Ilham S M. Yoesoef Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoenomo Mas Dibyo Mashuri Massayu Masuki M Astro Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Moch. Faisol Moh. Jauhar al-Hakimi Moses Misdy Muhajir Muhammad Antakusuma Muhammad Muhibbuddin Muhammad Yasir Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musdalifah Fachri Ndix Endik Nelson Alwi Nietzsche Noor H. Dee Novel Pekik Nung Bonham Nurel Javissyarqi Nurul Hadi Koclok Nuryana Asmaudi SA Obrolan Octavio Paz Oil on Canvas Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Pameran Lukisan Pasar Seni Indonesia Pasar Seni Lukis Indonesia PC. Lesbumi NU Babat Pekan Literasi Lamongan Pelukis Pelukis Dahlan Kong Pelukis Harjiman Pelukis Saron Pelukis Sugeng Ariyadi Pelukis Tarmuzie Pendhapa Art Space Penerbit PUstaka puJAngga Penerbit SastraSewu Pesta Malang Sejuta Buku 2014 Proses kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga R Ridwan Hasan Saputra Rabdul Rohim Rahasia Literasi Rakai Lukman Rambuana Raudlotul Immaroh Redland Movie Remy Sylado Rengga AP Resensi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Riki Antoni Robin Al Kautsar Rodli TL Rudi Isbandi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumoh Projects S. Yadi K Sabrank Suparno Saham Sugiono Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sapto Hoedojo Sastra Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra ke #24 Senarai Pemikiran Sutejo Seni Rupa Septi Sutrisna Seraphina Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sketsa Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Srihadi Soedarsono Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sugeng Ariyadi Suharwedy Sunu Wasono Susiyo Guntur Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno SZ Syifa Amori Tammalele Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace TANETE Tarmuzie Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Pinang Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Toto Nugroho Tri Andhi S Tri Moeljo Triyono Tu-ngang Iskandar Tulus Rahadi Tulus S Universitas Indonesia Universitas Jember Vincent van Gogh Vini Mariyane Rosya W.S. Rendra Wachid Duhri Syamroni Wahyudin Warung Boenga Ketjil Wasito Wawancara Wayan Sunarta William Bradley Horton Yona Primadesi Yosep Arizal L Yunisa Zawawi Se Zulfian Hariyadi