Selasa, 28 Januari 2020

Pasar Sastra

Bandung Mawardi *
suarakarya-online.com

Nasib sastra di negeri ini masuk dalam pasar dengan pelbagai sensasi dan ironi. Keluhan buku sastra tidak laku mulai dihajar dengan politik best seller atau mega best seller. Kuantitas penjualan menjadi pamrih. Konsekuensi dari model ini adalah perebutan konsumen dan jerat loyalitas. Gairah pasar sastra dibentuk untuk mengesahkan sirkulasi modal. Pamrih atas sebaran makna kualitatif kerap direalisasikan sebagai sampingan karena pasar ramai oleh ekstase artifisial dan kesemuan.

Iklan buku sastra gencar untuk ikut meramaikan politik dagang dalam penciptaan selera. Tampilan iklan di lembaran koran dan majalah atau poster dikemas dengan kekuatan pikat untuk menyebarkan gairah membeli (mengonsumsi), memiliki, dan membaca.

Transaksi pembelian buku diarahkan sebagai jaminan dari keberlangsungan pasar. Iklan buku sastra memang menganut pada konstruksi dan kontrol selera agar ada pembenaran atas makna kehadiran sastra. Marketing sastra pun mulai jadi urusan baku untuk membesarkan, menyelamatkan, dan meruntuhkan sastra. Pasar sastra dalam pameran buku terasakan dengan penataan buku-buku sastra di ruang-ruang pamer. Pemberian potongan harga atau obral juga menentukan lakon buku itu dalam limpahan buku-buku agama, politik, ekonomi, komputer, atau komik. Buku sastra dalam pameran buku kadang menempati diri dalam "kursi kehormatan" saat promosi penerbit. Posisi terhormat itu ditambahi dengan diskusi atau bedah buku dengan menghadirkan penulis. Buku sastra pun kerap dalam posisi terpuruk saat ditaruh di lantai dengan nilai obral lima ribu sampai lima belas ribu rupiah.

Kejatuhan harga kadang mengikutkan imaji tentang sastra itu murah dan tak laku. Pasar seperti menampik buku sastra.

Pembacaan atas pasar sastra memang lekat dengan pemahaman tentang bisnis dan kepenting pelbagai pihak dalam mengurusi sastra. Peran penerbit, penulis, distributor, atau pembaca kerap menimbulkan dilema dalam perbedaan pamrih. Buku sastra ada dengan mengandung potensi-potensi untuk dimaknai sebagai komoditi atau "makhluk".

Pertentangan pemaknaan pun rentan menimbulkan sanggahan dan pemakluman bergantung pada hitungan total penujalan dan resepsi publik dalam mengonsumsi-menggauli buku. Pasar sastra memang identik dengan ekonomi tapi memiliki efek sistemik pada pembacaan dan penilaian nasib sastra di publik. Mitos tentang buku sastra laku dengan batasan seribu ekslempar atau maksimal lima ribu eksemplar bisa diruntuhkan oleh kematangan penggarapan marketing sastra.

Buku sastra memiliki potensi menjebol mitos jika ditunjang oleh strategi pasar fenomenal. Angka penjualan novel Ayat-ayat Cinta, Laskar Pelangi, Perahu Kertas, atau Negeri 5 Menara memang memukau kendati itu menjadi kasus kecil dari ratusan judul buku sastra saat terkapar di pasar. lakon novel-novel laris itu ikut menentukan imaji publik atas sastra dengan abai atau tidak tahu representasi sastra di lahan kering alias susah memikat orang untuk membeli dan menggauli.

Pasar sastra memberi pelbagai kejutan, laba, pesimisme, dan derita jika disorot dari sekian lini. Hitungan pembagian dari harga buku sastra kerap menampilkan diskriminasi. Politik harga sastra menentukan nasib penulis, laba penerbit, atau gairah toko buku. Diskriminasi terjadi pada angka dan kualitas. Lakon pelik ini kadang menimbulkan keributan. Posisi pembeli sebagai pemasok uang dan penentu jumlah malah kerap terabaikan dalam pemberian makna kualitatif. Pasar sastra sekadar dunia uang dan absen dari nilai buku itu bagi pembaca. Penciptaan konsumen dan pengenalan-pengekalan selara bergantung pada penggarapan strategi pasar sasrta dalam pelbagai pertimbangan. Harga sastra memang kerap jadi masalah. Buku tipis tapi mahal membuat orang mengeluh.

Buku murah membuat orang curiga kualitas murahan. Politik harga sastra adalah penentu dari "harga diri" sastra di mata publik. Pemberian harga dalam urusan ekonomi tentu menimbulkan kesan pragmatis. Pengaruh dari model penciptaan selera sastra kadang membuat penentuan harga jadi tidak stabil mengacu pada kemungkinan kemauan publik pembaca.

Wacana pasar sastra ini jarang tercatat dan masuk dalam lembaran- lembaran sejarah sastra di negeri ini. Nasib sastra terlalu dipercayakan pada kritikus sastra, koran, majalah, jurnal, universitas, perpustakaan, sekolah, dosen, guru, atau komunitas. Pasar sastra sebagai penentu gairah dan keambrukan sastra mesti jadi perhatian untuk mengetahui aib dan keajaiban sastra. Sastra secara komersial adalah takdir pasar untuk menyempurnakan proyek negara dengan produksi buku-buku sastra berlabelkan: "Milik Pemerintah Tidak

Diperdagangkan". Pasar sastra mencakup keterlibatan pelbagai pihak dengan konsekuensi-konsekuensi untuk menentukan nasib sastra.

Pasar sastra dalam dunia jual-beli buku bekas kadang menyisakan jejak-jejak historis. Pembacaan dalam sisi ini bisa agak keluar dari hipnotis pasar mutakhir. Produksi buku pada masa lalu menyapa dengan pertanyaan tentang haraga, peredaran, dan akses pembaca. Kemunculan kembali buku-buku lawas atau bekas di pasar loak kerap menimbulkan imaji tentang situasi pasar pada masa lalu dan pemaknaan dari pembaca. Buku-buku sastra laris dari Marga T, Mira W, Eddy D Iskandar, Motinggo Busye, Teguh Esha, Ashadi Siregar, atau Maria A Sardjono bisa dibandingkan dengan kesusahan "menjual" buku-buku sastra produksi penerbit Pustaka Jaya, Djambatan, atau Gunung Agung. Jejak pasar sastra pada buku-buku lawas patut disambungkan dengan situasi pasar sastra hari ini untuk mengetahu alur dan pasang surut sastra. Begitu.
***

*) Bandung Mawardi, Peneliti Kabut Institut Solo dan Pemimpin Redaksi Jurnal Tempe Bosok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Kirno Tanda A.C. Andre Tanama A.D. Pirous A.S. Laksana Abdillah M Marzuqi Abdul Ajis Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Abu Nisrina Adhi Pandoyo Adib Muttaqin Asfar Adreas Anggit W. Afnan Malay Agama Para Bajingan Agung Kurniawan Agung WHS Agus B. Harianto Agus Dermawan T Agus Hernawan Agus Mulyadi Agus R. Subagyo Agus Sigit Agus Sulton Agus Sunyoto Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Alim Bakhtiar Alur Alun Tanjidor Amang Rahman Jubair Amien Kamil Amri Yahya Anang Zakaria Andhi Setyo Wibowo Andong Buku Andong Buku #3 Andong Buku 3 Andry Deblenk Anindita S Thayf Antologi Puisi Kalijaring Antologi Sastra Lamongan Anton Adrian Anton Kurnia Anwar Holid Ardhabilly Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif 'Minke' Setiawan Arti Bumi Intaran Ary B Prass Aryo Wisanggeni G AS Sumbawi Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Ayu Sulistyowati Bambang Bujono Bambang Soebendo Bambang Thelo Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Basoeki Abdullah Basuki Ratna K BE Satrio Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Brunel University London Buku Kritik Sastra Bustan Basir Maras Candrakirana KOSTELA Catatan Cover Buku Dahlan Kong Daniel Paranamesa Dari Lisan ke Lisan Darju Prasetya Debat Panjang Polemik Sains di Facebook Dedy Sufriadi Dedykalee Denny JA Desy Susilawati Di Balik Semak Pitutur Jawa Dian Sukarno Dian Yuliastuti Dien Makmur Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dipo Handoko Disbudpar Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwin Gideon Edo Adityo Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Esai Evan Ys F. Budi Hardiman Faidil Akbar Faizalbnu Fatah Yasin Noor Festival Teater Religi Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Franz Kafka Galeri Sonobudoyo Gatot Widodo Goenawan Mohamad Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Hans Pols Hardjito Haris Saputra Harjiman Harryadjie BS Hendra Sofyan Hendri Yetus Siswono Hendro Wiyanto Heri Kris Herman Syahara Heru Emka Heru Kuntoyo htanzil I Wayan Seriyoga Parta Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indigo Art Space Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Intan Ungaling Dian Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Jajang R Kawentar Jawapos Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jiero Cafe Jihan Fauziah Jo Batara Surya Jonathan Ziberg Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jual Buku Paket Hemat 23 Jumartono K.H. Ma'ruf Amin Kabar Kadjie MM Kalis Mardiasih Karikatur Hitam-Putih Karikatur Pensil Warna Kartika Foundation Kemah Budaya Pantura (KBP) Kembulan KetemuBuku Jombang Kitab Puisi Suluk Berahi karya Gampang Prawoto Koktail Komik Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan (Kostela) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Koskow Koskow (FX. Widyatmoko) KOSTELA Kris Monika E Kyai Sahal Mahfudz L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Shitaresmi Leo Tolstoy Literasa Donuts Lords of the Bow Luhung Sapto Lukas Luwarso Lukisan M Anta Kusuma M. Ilham S M. Yoesoef Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoenomo Mas Dibyo Mashuri Massayu Masuki M Astro Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Moch. Faisol Moh. Jauhar al-Hakimi Moses Misdy Muhajir Muhammad Antakusuma Muhammad Muhibbuddin Muhammad Yasir Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musdalifah Fachri Ndix Endik Nelson Alwi Nietzsche Noor H. Dee Novel Pekik Nung Bonham Nurel Javissyarqi Nurul Hadi Koclok Nuryana Asmaudi SA Obrolan Octavio Paz Oil on Canvas Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Pameran Lukisan Pasar Seni Indonesia Pasar Seni Lukis Indonesia PC. Lesbumi NU Babat Pekan Literasi Lamongan Pelukis Pelukis Dahlan Kong Pelukis Harjiman Pelukis Saron Pelukis Sugeng Ariyadi Pelukis Tarmuzie Pendhapa Art Space Penerbit PUstaka puJAngga Penerbit SastraSewu Pesta Malang Sejuta Buku 2014 Proses kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga R Ridwan Hasan Saputra Rabdul Rohim Rahasia Literasi Rakai Lukman Rambuana Raudlotul Immaroh Redland Movie Remy Sylado Rengga AP Resensi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Riki Antoni Robin Al Kautsar Rodli TL Rudi Isbandi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumoh Projects S. Yadi K Sabrank Suparno Saham Sugiono Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sapto Hoedojo Sastra Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra ke #24 Senarai Pemikiran Sutejo Seni Rupa Septi Sutrisna Seraphina Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sketsa Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Srihadi Soedarsono Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sugeng Ariyadi Suharwedy Sunu Wasono Susiyo Guntur Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno SZ Syifa Amori Tammalele Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace TANETE Tarmuzie Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Pinang Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Toto Nugroho Tri Andhi S Tri Moeljo Triyono Tu-ngang Iskandar Tulus Rahadi Tulus S Universitas Indonesia Universitas Jember Vincent van Gogh Vini Mariyane Rosya W.S. Rendra Wachid Duhri Syamroni Wahyudin Warung Boenga Ketjil Wasito Wawancara Wayan Sunarta William Bradley Horton Yona Primadesi Yosep Arizal L Yunisa Zawawi Se Zulfian Hariyadi