Bandung Mawardi *
suarakarya-online.com
Nasib sastra di negeri ini masuk dalam pasar dengan pelbagai sensasi dan ironi. Keluhan buku sastra tidak laku mulai dihajar dengan politik best seller atau mega best seller. Kuantitas penjualan menjadi pamrih. Konsekuensi dari model ini adalah perebutan konsumen dan jerat loyalitas. Gairah pasar sastra dibentuk untuk mengesahkan sirkulasi modal. Pamrih atas sebaran makna kualitatif kerap direalisasikan sebagai sampingan karena pasar ramai oleh ekstase artifisial dan kesemuan.
Iklan buku sastra gencar untuk ikut meramaikan politik dagang dalam penciptaan selera. Tampilan iklan di lembaran koran dan majalah atau poster dikemas dengan kekuatan pikat untuk menyebarkan gairah membeli (mengonsumsi), memiliki, dan membaca.
Transaksi pembelian buku diarahkan sebagai jaminan dari keberlangsungan pasar. Iklan buku sastra memang menganut pada konstruksi dan kontrol selera agar ada pembenaran atas makna kehadiran sastra. Marketing sastra pun mulai jadi urusan baku untuk membesarkan, menyelamatkan, dan meruntuhkan sastra. Pasar sastra dalam pameran buku terasakan dengan penataan buku-buku sastra di ruang-ruang pamer. Pemberian potongan harga atau obral juga menentukan lakon buku itu dalam limpahan buku-buku agama, politik, ekonomi, komputer, atau komik. Buku sastra dalam pameran buku kadang menempati diri dalam "kursi kehormatan" saat promosi penerbit. Posisi terhormat itu ditambahi dengan diskusi atau bedah buku dengan menghadirkan penulis. Buku sastra pun kerap dalam posisi terpuruk saat ditaruh di lantai dengan nilai obral lima ribu sampai lima belas ribu rupiah.
Kejatuhan harga kadang mengikutkan imaji tentang sastra itu murah dan tak laku. Pasar seperti menampik buku sastra.
Pembacaan atas pasar sastra memang lekat dengan pemahaman tentang bisnis dan kepenting pelbagai pihak dalam mengurusi sastra. Peran penerbit, penulis, distributor, atau pembaca kerap menimbulkan dilema dalam perbedaan pamrih. Buku sastra ada dengan mengandung potensi-potensi untuk dimaknai sebagai komoditi atau "makhluk".
Pertentangan pemaknaan pun rentan menimbulkan sanggahan dan pemakluman bergantung pada hitungan total penujalan dan resepsi publik dalam mengonsumsi-menggauli buku. Pasar sastra memang identik dengan ekonomi tapi memiliki efek sistemik pada pembacaan dan penilaian nasib sastra di publik. Mitos tentang buku sastra laku dengan batasan seribu ekslempar atau maksimal lima ribu eksemplar bisa diruntuhkan oleh kematangan penggarapan marketing sastra.
Buku sastra memiliki potensi menjebol mitos jika ditunjang oleh strategi pasar fenomenal. Angka penjualan novel Ayat-ayat Cinta, Laskar Pelangi, Perahu Kertas, atau Negeri 5 Menara memang memukau kendati itu menjadi kasus kecil dari ratusan judul buku sastra saat terkapar di pasar. lakon novel-novel laris itu ikut menentukan imaji publik atas sastra dengan abai atau tidak tahu representasi sastra di lahan kering alias susah memikat orang untuk membeli dan menggauli.
Pasar sastra memberi pelbagai kejutan, laba, pesimisme, dan derita jika disorot dari sekian lini. Hitungan pembagian dari harga buku sastra kerap menampilkan diskriminasi. Politik harga sastra menentukan nasib penulis, laba penerbit, atau gairah toko buku. Diskriminasi terjadi pada angka dan kualitas. Lakon pelik ini kadang menimbulkan keributan. Posisi pembeli sebagai pemasok uang dan penentu jumlah malah kerap terabaikan dalam pemberian makna kualitatif. Pasar sastra sekadar dunia uang dan absen dari nilai buku itu bagi pembaca. Penciptaan konsumen dan pengenalan-pengekalan selara bergantung pada penggarapan strategi pasar sasrta dalam pelbagai pertimbangan. Harga sastra memang kerap jadi masalah. Buku tipis tapi mahal membuat orang mengeluh.
Buku murah membuat orang curiga kualitas murahan. Politik harga sastra adalah penentu dari "harga diri" sastra di mata publik. Pemberian harga dalam urusan ekonomi tentu menimbulkan kesan pragmatis. Pengaruh dari model penciptaan selera sastra kadang membuat penentuan harga jadi tidak stabil mengacu pada kemungkinan kemauan publik pembaca.
Wacana pasar sastra ini jarang tercatat dan masuk dalam lembaran- lembaran sejarah sastra di negeri ini. Nasib sastra terlalu dipercayakan pada kritikus sastra, koran, majalah, jurnal, universitas, perpustakaan, sekolah, dosen, guru, atau komunitas. Pasar sastra sebagai penentu gairah dan keambrukan sastra mesti jadi perhatian untuk mengetahui aib dan keajaiban sastra. Sastra secara komersial adalah takdir pasar untuk menyempurnakan proyek negara dengan produksi buku-buku sastra berlabelkan: "Milik Pemerintah Tidak
Diperdagangkan". Pasar sastra mencakup keterlibatan pelbagai pihak dengan konsekuensi-konsekuensi untuk menentukan nasib sastra.
Pasar sastra dalam dunia jual-beli buku bekas kadang menyisakan jejak-jejak historis. Pembacaan dalam sisi ini bisa agak keluar dari hipnotis pasar mutakhir. Produksi buku pada masa lalu menyapa dengan pertanyaan tentang haraga, peredaran, dan akses pembaca. Kemunculan kembali buku-buku lawas atau bekas di pasar loak kerap menimbulkan imaji tentang situasi pasar pada masa lalu dan pemaknaan dari pembaca. Buku-buku sastra laris dari Marga T, Mira W, Eddy D Iskandar, Motinggo Busye, Teguh Esha, Ashadi Siregar, atau Maria A Sardjono bisa dibandingkan dengan kesusahan "menjual" buku-buku sastra produksi penerbit Pustaka Jaya, Djambatan, atau Gunung Agung. Jejak pasar sastra pada buku-buku lawas patut disambungkan dengan situasi pasar sastra hari ini untuk mengetahu alur dan pasang surut sastra. Begitu.
***
*) Bandung Mawardi, Peneliti Kabut Institut Solo dan Pemimpin Redaksi Jurnal Tempe Bosok.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Selasa, 28 Januari 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan
A. Anzieb
A. Khoirul Anam
A. Kirno Tanda
A.C. Andre Tanama
A.D. Pirous
A.S. Laksana
Abdillah M Marzuqi
Abdul Ajis
Abdul Kirno Tanda
Abdurrahman Wahid
Abu Nisrina
Adhi Pandoyo
Adib Muttaqin Asfar
Adreas Anggit W.
Afnan Malay
Agama Para Bajingan
Agung Kurniawan
Agung WHS
Agus B. Harianto
Agus Dermawan T
Agus Hernawan
Agus Mulyadi
Agus R. Subagyo
Agus Sigit
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Aguslia Hidayah
AH J Khuzaini
Akhmad Sekhu
Akhmad Taufiq
Alim Bakhtiar
Alur Alun Tanjidor
Amang Rahman Jubair
Amien Kamil
Amri Yahya
Anang Zakaria
Andhi Setyo Wibowo
Andong Buku
Andong Buku #3
Andong Buku 3
Andry Deblenk
Anindita S Thayf
Antologi Puisi Kalijaring
Antologi Sastra Lamongan
Anton Adrian
Anton Kurnia
Anwar Holid
Ardhabilly
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arief Junianto
Arif 'Minke' Setiawan
Arti Bumi Intaran
Ary B Prass
Aryo Wisanggeni G
AS Sumbawi
Awalludin GD Mualif
Ayu Nuzul
Ayu Sulistyowati
Bambang Bujono
Bambang Soebendo
Bambang Thelo
Bandung Mawardi
Baridul Islam Pr
Basoeki Abdullah
Basuki Ratna K
BE Satrio
Beni Setia
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Brunel University London
Buku Kritik Sastra
Bustan Basir Maras
Candrakirana KOSTELA
Catatan
Cover Buku
Dahlan Kong
Daniel Paranamesa
Dari Lisan ke Lisan
Darju Prasetya
Debat Panjang Polemik Sains di Facebook
Dedy Sufriadi
Dedykalee
Denny JA
Desy Susilawati
Di Balik Semak Pitutur Jawa
Dian Sukarno
Dian Yuliastuti
Dien Makmur
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Dipo Handoko
Disbudpar
Djoko Saryono
Djuli Djatiprambudi
Doddi Ahmad Fauji
Donny Anggoro
Donny Darmawan
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Kartika Rahayu
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dwin Gideon
Edo Adityo
Eidi Krina Jason Sembiring
Eka Budianta
Esai
Evan Ys
F. Budi Hardiman
Faidil Akbar
Faizalbnu
Fatah Yasin Noor
Festival Teater Religi
Forum Lingkar Pena Lamongan
Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L)
Forum Santri Nasional
Franz Kafka
Galeri Sonobudoyo
Gatot Widodo
Goenawan Mohamad
Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin
Hans Pols
Hardjito
Haris Saputra
Harjiman
Harryadjie BS
Hendra Sofyan
Hendri Yetus Siswono
Hendro Wiyanto
Heri Kris
Herman Syahara
Heru Emka
Heru Kuntoyo
htanzil
I Wayan Seriyoga Parta
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indigo Art Space
Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta
Intan Ungaling Dian
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Jajang R Kawentar
Jawapos
Jejak Laskar Hisbullah Jombang
Jiero Cafe
Jihan Fauziah
Jo Batara Surya
Jonathan Ziberg
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Jual Buku Paket Hemat 23
Jumartono
K.H. Ma'ruf Amin
Kabar
Kadjie MM
Kalis Mardiasih
Karikatur Hitam-Putih
Karikatur Pensil Warna
Kartika Foundation
Kemah Budaya Pantura (KBP)
Kembulan
KetemuBuku Jombang
Kitab Puisi Suluk Berahi karya Gampang Prawoto
Koktail
Komik
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Perupa Lamongan
Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA)
Komunitas Sastra dan Teater Lamongan (Kostela)
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Koskow
Koskow (FX. Widyatmoko)
KOSTELA
Kris Monika E
Kyai Sahal Mahfudz
L. Ridwan Muljosudarmo
Laksmi Shitaresmi
Leo Tolstoy
Literasa Donuts
Lords of the Bow
Luhung Sapto
Lukas Luwarso
Lukisan
M Anta Kusuma
M. Ilham S
M. Yoesoef
Mahmud Jauhari Ali
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Magdalena Bhoenomo
Mas Dibyo
Mashuri
Massayu
Masuki M Astro
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Memoar Purnama di Kampung Halaman
Moch. Faisol
Moh. Jauhar al-Hakimi
Moses Misdy
Muhajir
Muhammad Antakusuma
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Yasir
Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur
Musdalifah Fachri
Ndix Endik
Nelson Alwi
Nietzsche
Noor H. Dee
Novel Pekik
Nung Bonham
Nurel Javissyarqi
Nurul Hadi Koclok
Nuryana Asmaudi SA
Obrolan
Octavio Paz
Oil on Canvas
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pagelaran Musim Tandur
Pameran Lukisan
Pasar Seni Indonesia
Pasar Seni Lukis Indonesia
PC. Lesbumi NU Babat
Pekan Literasi Lamongan
Pelukis
Pelukis Dahlan Kong
Pelukis Harjiman
Pelukis Saron
Pelukis Sugeng Ariyadi
Pelukis Tarmuzie
Pendhapa Art Space
Penerbit PUstaka puJAngga
Penerbit SastraSewu
Pesta Malang Sejuta Buku 2014
Proses kreatif
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
PuJa
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang
Pustaka Ilalang Group
PUstaka puJAngga
R Ridwan Hasan Saputra
Rabdul Rohim
Rahasia Literasi
Rakai Lukman
Rambuana
Raudlotul Immaroh
Redland Movie
Remy Sylado
Rengga AP
Resensi
Riadi Ngasiran
Ribut Wijoto
Riki Antoni
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rudi Isbandi
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rumoh Projects
S. Yadi K
Sabrank Suparno
Saham Sugiono
Sanggar Lukis Alam
Sanggar Pasir
Sanggar Pasir Art and Culture
Sapto Hoedojo
Sastra
Saut Situmorang
Sejarah
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
SelaSastra Boenga Ketjil
SelaSastra ke #24
Senarai Pemikiran Sutejo
Seni Rupa
Septi Sutrisna
Seraphina
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shinta Maharani
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sketsa
Soesilo Toer
Sofyan RH. Zaid
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Srihadi Soedarsono
Stefanus P. Elu
Suci Ayu Latifah
Sugeng Ariyadi
Suharwedy
Sunu Wasono
Susiyo Guntur
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutrisno SZ
Syifa Amori
Tammalele
Tamrin Bey
TanahmeraH ArtSpace
TANETE
Tarmuzie
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Setiawan Pinang
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan
Toto Nugroho
Tri Andhi S
Tri Moeljo
Triyono
Tu-ngang Iskandar
Tulus Rahadi
Tulus S
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Vincent van Gogh
Vini Mariyane Rosya
W.S. Rendra
Wachid Duhri Syamroni
Wahyudin
Warung Boenga Ketjil
Wasito
Wawancara
Wayan Sunarta
William Bradley Horton
Yona Primadesi
Yosep Arizal L
Yunisa
Zawawi Se
Zulfian Hariyadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar