Jumat, 07 Desember 2018

Menjadi Seniman Tua dan Tidak Terkenal Itu Menyedihkan

Ribut Wijoto
beritajatim.com
Menjadi seniman tua dan tidak terkenal itu menyedihkan. Perasaan tersebut akhir-akhir ini cukup mengganggu saya. Saya seperti sedang berkubang dalam kesia-siaan. Dua puluh tahun lebih proses kreatif saya, seluruhnya terasa tanpa guna.

Ketika remaja dulu, saya sempat sangat gandrung ikut teater. Berperan sebagai aktor. Seminggu, saya lima hari latihan. Tiap hari Selasa, Rabu, Kamis, Sabtu, dan Minggu. Praktis hanya hari Senin dan Jumat, saya libur latihan teater.

Seorang dosen saya sempat cukup heran.  Katanya, saya tidak bisa bersuara pelan. Ketika ngobrol pun, suara saya terdengar berat dan keras. Ya mungkin itu imbas terlalu sering latihan olah vokal. Berbicara biasa seakan berdialog di atas panggung.

Namun kini saya menyadari, hari-hari latihan itu ternyata tidak terlalu berguna bagi diri sendiri maupun bagi kemaslahatan umat teater. Mengapa? Saya memang giat latihan, berulangkali pentas (mungkin lebih dari 15 kali pentas teater yang pernah saya ikuti, dimana saya berperan sebagai aktor), tetapi tidak ada satu pun pentas naskah standar. Misal naskah Kapai-Kapai karya Arifin C Noer atau Panembahan Reso karya WS Rendra. Artinya, keaktoran saya belum benar-benar teruji.

Tidak hanya belum teruji. Teknik keaktoran saya memang biasa-biasa saja. Mungkin saya kurang berbakat. Maka, misalkan ada list 1.000 aktor teater Indonesia yang patut diapreasiasi, nama saya sama sekali tidak masuk hitungan.

Saya pernah belajar menulis puisi dan cerpen (cerita pendek). Ada memang karya yang termuat di beberapa media massa nasional. Termasuk juga beberapa antologi puisi. Tetapi juga tidak terlalu istimewa. Tidak pernah puisi atau cerpen saya diperbincangkan dalam forum-forum sastra. Tidak pernah karya saya (yang proses penciptaannya kadang butuh waktu duapertiga malam dan menghabiskan berbatang-batang rokok) itu diapresiasi oleh kritikus mapan.

Oh iya, kritik sastra. Saya pernah sangat terobsesi menjadi kritikus sastra. Hampir seluruh media massa sempat memuat tulisan kritik sastra (sic!) saya. Pernah pula juara satu sayembara esai sastra tingkat nasional. Masuk dalam beberapa buku kumpulan esai bersama. Dua kali menerbitkan kumpulan esai sastra pribadi. Tapi sebatas itu. 

Sebagai kritikus sastra, saya masih sangat jauh dengan levelnya Dami N Toda. Saya tidak mampu membuat pemetaan atau pemaparan seperti ketika Dami N Toda menganalisis puisi Sutardji Calzoum Bachri dan cerpen Iwan Simatupang. 

Saya belum ada apa-apanya. Padahal usia saya sudah semakin tua. 

Di luar bidang penulisan, saya pernah bercita-cita menjadi penggiat sastra yang tangguh. Seperti Umbu Landu Paranggi, misalnya. Ternyata juga nyaris mustahil. Padahal saya sebenarnya bukan tanpa usaha. 

Saya terlibat dalam pendirian Forum Studi Sastra dan Seni Luar Pagar (FS3LP) Surabaya. Terlibat dalam perubahan format dari Komunitas Gapus ke Teater Gapus Unair Surabaya. Sekitar 4 tahun membuat sekaligus mengordinir kegiatan Halte Sastra, Dewan Kesenian Surabaya (DKS). Bersama Hanif Nashrullah membuat Sekolah Menulis Puisi (bertahan hanya 5 pertemuan). Dan tahun 2018 ini, saya bersama beberapa seniman/ sastrawan muda mengordinir kegiatan Bengkel Sastra, Bengkel Muda Surabaya (BMS). 

Namun sekali lagi, kegiatan-kegiatan saya itu levelnya biasa-biasa saja. Tidak pernah fenomenal. Tidak pernah sangat mewarnai kesusastraan maupun kesenian nasional. Padahal usia saya sudah semakin tua, sudah 44 tahun. 

Satu-satunya hiburan saya adalah datang ke Balai Pemuda Surabaya. Di pusat kesenian kota Surabaya itu, saya menemukan orang-orang yang senasib dengan saya. Bahkan lebih. 

Lebih dari saya dalam pengertian usia dan pengalaman berkesenian. Ada yang secara usia 5 tahun di atas saya, 10 tahun lebih tua, ada yang lebih tua 15 tahun malahan. Meski tua, mayoritas nama-nama mereka tidak tercatat dalam list seniman level nasional. 

Namun mereka tetap setia. Kesetiaan yang mendalam dalam ranah kesenian. Setia dan tabah. 

Jika berbincang sembari menyeruput kopi dan menghisap rokok, mereka akan antusias menceritakan pengalaman bergaul dengan seniman-seniman besar yang pernah berproses atau pernah mampir di Balai Pemuda. 

Pengalaman berteman dengan Gombloh, penyanyi legendaris itu. Pengalaman kumpul dengan Emha Ainun Nadjib, seniman sejuta jemaah. Pengalaman main bareng dengan Akhudiat, penulis naskah langganan juara nasional. Pengalaman bertemu Leo Kristi, pengalaman ngopi bareng Acep Zamzam Noor, pengalaman satu mobil dengan D Zawawi Imron, pengalaman ditraktir Cak Kadar, dan masih banyak lagi. 

Seniman-seniman yang lebih tua dari saya itu selalu antusias dalam bercerita. Seakan pengalaman bersentuhan dengan seniman terkenal adalah bagian dari proses kreatif yang berharga. Menentukan ketokohan diri sendiri.

Satu hal saja, asal jangan ditanya tentang apa-apa karya mereka yang monumental. Pertanyaan tentang karya pribadi hanya akan membuat perbincangan menjadi asin. Suasana seperti karnaval mobil hias berubah jadi suasana berkabung. 

Namun begitulah, bersama dengan mereka-mereka itu, saya merasa tidak sendirian. Merasa punya teman senasib sepenanggungan. Sama-sama sebagai seniman tua yang tidak terkenal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Kirno Tanda A.C. Andre Tanama A.D. Pirous A.S. Laksana Abdillah M Marzuqi Abdul Ajis Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Abu Nisrina Adhi Pandoyo Adib Muttaqin Asfar Adreas Anggit W. Afnan Malay Agama Para Bajingan Agung Kurniawan Agung WHS Agus B. Harianto Agus Dermawan T Agus Hernawan Agus Mulyadi Agus R. Subagyo Agus Sigit Agus Sulton Agus Sunyoto Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Alim Bakhtiar Alur Alun Tanjidor Amang Rahman Jubair Amien Kamil Amri Yahya Anang Zakaria Andhi Setyo Wibowo Andong Buku Andong Buku #3 Andong Buku 3 Andry Deblenk Anindita S Thayf Antologi Puisi Kalijaring Antologi Sastra Lamongan Anton Adrian Anton Kurnia Anwar Holid Ardhabilly Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif 'Minke' Setiawan Arti Bumi Intaran Ary B Prass Aryo Wisanggeni G AS Sumbawi Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Ayu Sulistyowati Bambang Bujono Bambang Soebendo Bambang Thelo Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Basoeki Abdullah Basuki Ratna K BE Satrio Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Brunel University London Buku Kritik Sastra Bustan Basir Maras Candrakirana KOSTELA Catatan Cover Buku Dahlan Kong Daniel Paranamesa Dari Lisan ke Lisan Darju Prasetya Debat Panjang Polemik Sains di Facebook Dedy Sufriadi Dedykalee Denny JA Desy Susilawati Di Balik Semak Pitutur Jawa Dian Sukarno Dian Yuliastuti Dien Makmur Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dipo Handoko Disbudpar Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwin Gideon Edo Adityo Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Esai Evan Ys F. Budi Hardiman Faidil Akbar Faizalbnu Fatah Yasin Noor Festival Teater Religi Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Franz Kafka Galeri Sonobudoyo Gatot Widodo Goenawan Mohamad Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Hans Pols Hardjito Haris Saputra Harjiman Harryadjie BS Hendra Sofyan Hendri Yetus Siswono Hendro Wiyanto Heri Kris Herman Syahara Heru Emka Heru Kuntoyo htanzil I Wayan Seriyoga Parta Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indigo Art Space Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Intan Ungaling Dian Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Jajang R Kawentar Jawapos Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jiero Cafe Jihan Fauziah Jo Batara Surya Jonathan Ziberg Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jual Buku Paket Hemat 23 Jumartono K.H. Ma'ruf Amin Kabar Kadjie MM Kalis Mardiasih Karikatur Hitam-Putih Karikatur Pensil Warna Kartika Foundation Kemah Budaya Pantura (KBP) Kembulan KetemuBuku Jombang Kitab Puisi Suluk Berahi karya Gampang Prawoto Koktail Komik Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan (Kostela) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Koskow Koskow (FX. Widyatmoko) KOSTELA Kris Monika E Kyai Sahal Mahfudz L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Shitaresmi Leo Tolstoy Literasa Donuts Lords of the Bow Luhung Sapto Lukas Luwarso Lukisan M Anta Kusuma M. Ilham S M. Yoesoef Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoenomo Mas Dibyo Mashuri Massayu Masuki M Astro Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Moch. Faisol Moh. Jauhar al-Hakimi Moses Misdy Muhajir Muhammad Antakusuma Muhammad Muhibbuddin Muhammad Yasir Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musdalifah Fachri Ndix Endik Nelson Alwi Nietzsche Noor H. Dee Novel Pekik Nung Bonham Nurel Javissyarqi Nurul Hadi Koclok Nuryana Asmaudi SA Obrolan Octavio Paz Oil on Canvas Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Pameran Lukisan Pasar Seni Indonesia Pasar Seni Lukis Indonesia PC. Lesbumi NU Babat Pekan Literasi Lamongan Pelukis Pelukis Dahlan Kong Pelukis Harjiman Pelukis Saron Pelukis Sugeng Ariyadi Pelukis Tarmuzie Pendhapa Art Space Penerbit PUstaka puJAngga Penerbit SastraSewu Pesta Malang Sejuta Buku 2014 Proses kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga R Ridwan Hasan Saputra Rabdul Rohim Rahasia Literasi Rakai Lukman Rambuana Raudlotul Immaroh Redland Movie Remy Sylado Rengga AP Resensi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Riki Antoni Robin Al Kautsar Rodli TL Rudi Isbandi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumoh Projects S. Yadi K Sabrank Suparno Saham Sugiono Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sapto Hoedojo Sastra Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra ke #24 Senarai Pemikiran Sutejo Seni Rupa Septi Sutrisna Seraphina Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sketsa Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Srihadi Soedarsono Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sugeng Ariyadi Suharwedy Sunu Wasono Susiyo Guntur Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno SZ Syifa Amori Tammalele Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace TANETE Tarmuzie Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Pinang Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Toto Nugroho Tri Andhi S Tri Moeljo Triyono Tu-ngang Iskandar Tulus Rahadi Tulus S Universitas Indonesia Universitas Jember Vincent van Gogh Vini Mariyane Rosya W.S. Rendra Wachid Duhri Syamroni Wahyudin Warung Boenga Ketjil Wasito Wawancara Wayan Sunarta William Bradley Horton Yona Primadesi Yosep Arizal L Yunisa Zawawi Se Zulfian Hariyadi