Editor : Ary B Prass
krjogja.com
KRJogja.com- Pengertian Seni Grafis selama ini masih sering kalah populer daripada penyebutan teknik yang digunakan dalam Seni Grafis itu sendiri. Hal ini memang tidak lepas dari sejarah kegunaan dari teknik dalam Seni Grafis. Berangkat dari sini, Studio Grafis Minggiran bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan DIY menggelar "Pekan Seni Grafis Yogyakarta" (PSGY) 2017 di Jogja Nasional Museum, 18-31 Juli 2017. Berbagai materi acara ada di PSGY, mulai dari pameran, workshop, seminar, hingga lomba seni grafis.
"Acara ini menjadi penting karena Yogyakarta merupakan kota yang memiliki populasi pegrafis terbesar, dari jumlah pelaku seni grafis yang tidak banyak dan semakin berkurang. Sejatinya, jika kita membicarakan masalah Seni Grafis, kita akan banyak berkutat dengan masalah teknis yang dipakai untuk membuat cetakan. Nah, dalam kaitannya dengan penciptaan sebuah karya seni grafis, berbagai macam teknik tadi dieksplorasi sehingga akan menghasilkan cetakan yang lebih bervariasi efek cetaknya serta keakuratan detail cetakannya. Penggunaan mesin serta teknologi digital dari industri cetak massal semakin membuat efek cetak hasil karya seni grafis makin presisi dan detail," papar Bambang "Toko" Witjaksono selaku kurator PSGY 2017.
Di sisi lain, lanjut Bambang, eksplorasi teknik dalam seni grafis ini hanya dilakukan oleh para penggiatnya yang tergabung dalam komunitas yang sedikit jumlahnya, misalnya jika dibandingkan dengan pusat produksi sablon yang bertebaran di seluruh pelosok kota di Indonesia. Bahwa pilihan menggunakan teknik grafis sebagai sarana untuk memproduksi barang fungsional dalam jumlah massal dalam kaitan bisnis, memang merupakan sebuah pilihan. Namun jika eksplorasi teknik grafis dapat dipakai pada wilayah seni maupun bisnis, tentunya akan lebih membuat dunia seni grafis makin berkembang dan bervariasi.
Sementara Setyo Harwanto Project Manager mengatakan, dalam pameran PSGY 2017 ini juga dipamerkan karya-karya seni grafis produksi tahun 1940-2017 yang terdiri dari 42 karya seniman dan kelompok undangan, 15 karya koleksi Jurusan Seni Grafis ISI Yogyakarta.
"Harapannya, melalui karya-karya tersebut dapat terbaca perkembangan seni grafis di Yogyakarta dari tiap era baik dari segi tema maupun teknik. Selain itu dalam pameran ini dipamerkan karya Lithography karya Jan Masinga, seorang seniman dari Belanda yang merupakan karya koleksi Sudargono. Sebagai spesial presentasi kali ini dipamerkan karya teknik Lithography milik Salvador Dali yang berjudul ‘ESPANA’ yang merupakan koleksi pribadi Athonk Sapto Raharjo. Selama jalannya pameran juga ada pemutaran 9 film dokumenter tentang seniman grafis dunia dan teknik pembuatan karya dengan teknik seni grafis," katanya.
Diselenggarakan pula workshop seni grafis yang mengenalkan teknik-teknik cetak seperti intaglio, screen printing, cetak tinggi, ukiyo-e, alugraphy, dan fotolithografi. Program workshop melibatkan 7 komunitas seni grafis seperti Grafis Minggiran, Krack! Studio, PQX studio, Club Etsa, Tori Triastama, Grafis Huruhara (jakarta), Baren Studio, proses pembuatan sebuah karya seni grafis.
Penjurian lomba Seni Grafis PSGY 2017 kategori Umum diikuti 20 karya, berlangsung Sabtu (29/7/2017). Dewan juri yang terdiri atas Ong Hari Wahyu, Agung Kurniawan, AB Prass, Arsita Pinandita dan AC Andre Tanama akhirnya memilih Nur Seto Setiawan (Juara 1), Rizal Eka Pramana (Juara 2), Ungki Prasetyo (Juara 3). Sedang dewan juri kategori Pelajar: Michelle Liem, Danang Hadi, Rudi Hermawan, Muhammad Yusuf dan Rully Adi Putra meloloskan Pebri Fitriadi Prakoso (Juara 1), Fikri Khairina Savira Ridani (Juara 2), Wiji Astuti (Juara 3). (Fxh)
http://krjogja.com/web/news/read/39681/PSGY_2017_Membaca_Perkembangan_Seni_Grafis_Yogyakarta
krjogja.com
KRJogja.com- Pengertian Seni Grafis selama ini masih sering kalah populer daripada penyebutan teknik yang digunakan dalam Seni Grafis itu sendiri. Hal ini memang tidak lepas dari sejarah kegunaan dari teknik dalam Seni Grafis. Berangkat dari sini, Studio Grafis Minggiran bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan DIY menggelar "Pekan Seni Grafis Yogyakarta" (PSGY) 2017 di Jogja Nasional Museum, 18-31 Juli 2017. Berbagai materi acara ada di PSGY, mulai dari pameran, workshop, seminar, hingga lomba seni grafis.
"Acara ini menjadi penting karena Yogyakarta merupakan kota yang memiliki populasi pegrafis terbesar, dari jumlah pelaku seni grafis yang tidak banyak dan semakin berkurang. Sejatinya, jika kita membicarakan masalah Seni Grafis, kita akan banyak berkutat dengan masalah teknis yang dipakai untuk membuat cetakan. Nah, dalam kaitannya dengan penciptaan sebuah karya seni grafis, berbagai macam teknik tadi dieksplorasi sehingga akan menghasilkan cetakan yang lebih bervariasi efek cetaknya serta keakuratan detail cetakannya. Penggunaan mesin serta teknologi digital dari industri cetak massal semakin membuat efek cetak hasil karya seni grafis makin presisi dan detail," papar Bambang "Toko" Witjaksono selaku kurator PSGY 2017.
Di sisi lain, lanjut Bambang, eksplorasi teknik dalam seni grafis ini hanya dilakukan oleh para penggiatnya yang tergabung dalam komunitas yang sedikit jumlahnya, misalnya jika dibandingkan dengan pusat produksi sablon yang bertebaran di seluruh pelosok kota di Indonesia. Bahwa pilihan menggunakan teknik grafis sebagai sarana untuk memproduksi barang fungsional dalam jumlah massal dalam kaitan bisnis, memang merupakan sebuah pilihan. Namun jika eksplorasi teknik grafis dapat dipakai pada wilayah seni maupun bisnis, tentunya akan lebih membuat dunia seni grafis makin berkembang dan bervariasi.
Sementara Setyo Harwanto Project Manager mengatakan, dalam pameran PSGY 2017 ini juga dipamerkan karya-karya seni grafis produksi tahun 1940-2017 yang terdiri dari 42 karya seniman dan kelompok undangan, 15 karya koleksi Jurusan Seni Grafis ISI Yogyakarta.
"Harapannya, melalui karya-karya tersebut dapat terbaca perkembangan seni grafis di Yogyakarta dari tiap era baik dari segi tema maupun teknik. Selain itu dalam pameran ini dipamerkan karya Lithography karya Jan Masinga, seorang seniman dari Belanda yang merupakan karya koleksi Sudargono. Sebagai spesial presentasi kali ini dipamerkan karya teknik Lithography milik Salvador Dali yang berjudul ‘ESPANA’ yang merupakan koleksi pribadi Athonk Sapto Raharjo. Selama jalannya pameran juga ada pemutaran 9 film dokumenter tentang seniman grafis dunia dan teknik pembuatan karya dengan teknik seni grafis," katanya.
Diselenggarakan pula workshop seni grafis yang mengenalkan teknik-teknik cetak seperti intaglio, screen printing, cetak tinggi, ukiyo-e, alugraphy, dan fotolithografi. Program workshop melibatkan 7 komunitas seni grafis seperti Grafis Minggiran, Krack! Studio, PQX studio, Club Etsa, Tori Triastama, Grafis Huruhara (jakarta), Baren Studio, proses pembuatan sebuah karya seni grafis.
Penjurian lomba Seni Grafis PSGY 2017 kategori Umum diikuti 20 karya, berlangsung Sabtu (29/7/2017). Dewan juri yang terdiri atas Ong Hari Wahyu, Agung Kurniawan, AB Prass, Arsita Pinandita dan AC Andre Tanama akhirnya memilih Nur Seto Setiawan (Juara 1), Rizal Eka Pramana (Juara 2), Ungki Prasetyo (Juara 3). Sedang dewan juri kategori Pelajar: Michelle Liem, Danang Hadi, Rudi Hermawan, Muhammad Yusuf dan Rully Adi Putra meloloskan Pebri Fitriadi Prakoso (Juara 1), Fikri Khairina Savira Ridani (Juara 2), Wiji Astuti (Juara 3). (Fxh)
http://krjogja.com/web/news/read/39681/PSGY_2017_Membaca_Perkembangan_Seni_Grafis_Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar