Selasa, 25 Mei 2021

Dari Yang Terserak dan Yang Hampir Punah

Wahyudin *
Jawa Pos, 12 Juli 2020
 
Pada jurnalisme seni rupa Bambang Bujono terkandung misi ”menimbulkan minat” pembaca ”untuk melihat sendiri” pameran yang diulasnya.
 
Kritikus seni rupa (di) Indonesia adalah spesies yang hampir punah. Masa depannya suram seperti badak sumatera yang kehilangan habitat.
 
Dulu memang pernah ada majalah-majalah seni rupa seperti Arti, Visual Arts, C-Arts, dan Sarasvati. Tapi, itu pun tetap tak memampukan kritikus seni rupa untuk sentosa dengan laba dan wibawa di muka penghayat seni rupa Indonesia.
 
Apa boleh buat, setelah semua majalah itu gulung tikar, kritikus seni rupa terpaksa kembali menumpang hidup di media massa umum. Nahasnya, hari-hari ini media massa umum pun tampak mulai keberatan menampungnya.
 
Atas kenyataan dan kebijaksanaan tersebut, Bambang Bujono -akrab disapa Bambu- pantas menjadi teladan. Jurnalis-kritikus kelahiran Solo 1947 itu telah menghabiskan lebih dari separo usianya untuk kritik seni rupa. Sejak 1968 hingga kini Bambu menulis esai dan ulasan pameran di pelbagai media massa, khususnya Tempo, majalah tempatnya bekerja sebagai jurnalis pada 1978-1994.
 
Jadi, beralasan bila dia beroleh penghargaan Visual Arts Award 2011 dari majalah Visual Arts, Anugerah Adhikarya Rupa 2014 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Lifetime Achievement Award dari Biennale Jogja XV-Equator #5-2019.
 
Lebih dari itu adalah penerbitan buku berukuran 13,8 x 20,3 sentimeter yang disunting Hendro Wiyanto ini. Saya kira begitulah sewajarnya penghormatan kita kepada kritikus seni rupa sekaliber Bambu.
 
Dia adalah ”The Last of the Mohicans” di dunia seni rupa Indonesia. Karena itu, alih-alih sekadar himpunan tulisan yang terserak di berbagai media massa bertitimangsa 1969-2019, buku ini, pun buku pertamanya Melampaui Citra dan Ingatan (2017), merupakan ”monumen pemikiran” seorang kritikus seni rupa tanah air paling berdarmabakti yang masih hidup sehingga perlu dibaca dengan saksama.
 
Berdasar riset Berto Tukan pada 2017, buku ini memuat 95 tulisan: 8 esai, 2 resensi buku, 1 wawancara, dan 84 ulasan pameran pilihan Hendro Wiyanto.
 
Ke-95 tulisan itu dikelompokkan oleh Hendro ke dalam 11 bab. Satu tulisan yang sama terdapat dalam buku pertamanya, yakni Nashar tentang Nashar (halaman 394-396), itu pun dengan sepenggal salah ketik yang menggelikan.
 
Selain menyunting, Hendro menulis esai pengantar di buku ini (viii-xv). Di situ dia, antara lain di halaman xiii, mengatakan, ”Kritik seni Bambu bersandar sepenuhnya pada pengalaman estetik kritikus yang mensyaratkan pertemuan langsung dengan karya seni yang hendak diulasnya.”
 
Saya kira kurator seni rupa asal Tuban itu salah besar. Saya menemukan 8 tulisan (halaman 111-114, 148-151, 206-209, 269-272, 310-313, 316-318, 319-322, dan 391-393) yang dibuat Bambu tanpa ”pertemuan langsung”, alih-alih dibikin bersama dan/atau dengan bahan penulis-jurnalis lain.
 
Selain itu, saya mencurigai tulisan Sangat Avant-garde’ di Beijing (halaman 243-245) kali pertama terbit di Tempo (8 Desember 1979), tak dibuat Bambu berdasar kontak, cerapan, atau pertemuan langsungnya dengan pameran ”30 seniman muda China” di Gedung Peio Hai, Beijing, akhir November 1979.
 
Saya ingin membijaksanai tulisan-tulisan itu sebagai bukan kritik seni rupa, melainkan jurnalisme seni rupa yang justru memperlihatkan keunggulan perbandingan Bambu dibanding kritikus-kritikus seni rupa lainnya seperti Kusnadi, Sudarmadji, Dan Suwarjono, dan Sanento Yuliman.
 
Karena itu, seorang kritikus seni rupa mengulas pameran, meresensi buku, atau menulis obituari di suatu media bukan lantaran iseng, tapi demi misi tertentu. Pada Bambu, misi itu adalah ”menimbulkan minat” pembaca ”untuk melihat sendiri” pameran yang diulasnya sehingga tercipta dialog langsung antara pembaca-pemirsa dengan pameran atau pemahaman pembaca-pemirsa dengan ulasan si kritikus.
 
Judul: Rumpun dan Gagasan: Bunga Rampai Esai dan Kritik Seni Rupa 1969-2019
Penulis: Bambang Bujono
Penerbit: Dewan Kesenian Jakarta dan Gang Kabel
Cetakan: I, Desember 2019
Tebal: xxii + 440 hlm
ISBN: 978-979-1219-13-6
 
*) Wahyudin, kurator seni rupa, tinggal di Jogjakarta.

http://sastra-indonesia.com/2021/05/dari-yang-terserak-dan-yang-hampir-punah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

20 Tahun Kebangkitan Sastra-Teater Lamongan A. Anzieb A. Khoirul Anam A. Kirno Tanda A.C. Andre Tanama A.D. Pirous A.S. Laksana Abdillah M Marzuqi Abdul Ajis Abdul Kirno Tanda Abdurrahman Wahid Abu Nisrina Adhi Pandoyo Adib Muttaqin Asfar Adreas Anggit W. Afnan Malay Agama Para Bajingan Agung Kurniawan Agung WHS Agus B. Harianto Agus Dermawan T Agus Hernawan Agus Mulyadi Agus R. Subagyo Agus Sigit Agus Sulton Agus Sunyoto Aguslia Hidayah AH J Khuzaini Akhmad Sekhu Akhmad Taufiq Alim Bakhtiar Alur Alun Tanjidor Amang Rahman Jubair Amien Kamil Amri Yahya Anang Zakaria Andhi Setyo Wibowo Andong Buku Andong Buku #3 Andong Buku 3 Andry Deblenk Anindita S Thayf Antologi Puisi Kalijaring Antologi Sastra Lamongan Anton Adrian Anton Kurnia Anwar Holid Ardhabilly Arie MP Tamba Arie Yani Arief Junianto Arif 'Minke' Setiawan Arti Bumi Intaran Ary B Prass Aryo Wisanggeni G AS Sumbawi Awalludin GD Mualif Ayu Nuzul Ayu Sulistyowati Bambang Bujono Bambang Soebendo Bambang Thelo Bandung Mawardi Baridul Islam Pr Basoeki Abdullah Basuki Ratna K BE Satrio Beni Setia Bentara Budaya Yogyakarta Berita Brunel University London Buku Kritik Sastra Bustan Basir Maras Candrakirana KOSTELA Catatan Cover Buku Dahlan Kong Daniel Paranamesa Dari Lisan ke Lisan Darju Prasetya Debat Panjang Polemik Sains di Facebook Dedy Sufriadi Dedykalee Denny JA Desy Susilawati Di Balik Semak Pitutur Jawa Dian Sukarno Dian Yuliastuti Dien Makmur Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Dipo Handoko Disbudpar Djoko Saryono Djuli Djatiprambudi Doddi Ahmad Fauji Donny Anggoro Donny Darmawan Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwin Gideon Edo Adityo Eidi Krina Jason Sembiring Eka Budianta Esai Evan Ys F. Budi Hardiman Faidil Akbar Faizalbnu Fatah Yasin Noor Festival Teater Religi Forum Lingkar Pena Lamongan Forum Penulis dan Penggiat Literasi Lamongan (FP2L) Forum Santri Nasional Franz Kafka Galeri Sonobudoyo Gatot Widodo Goenawan Mohamad Gus Ahmad Syauqi Ma'ruf Amin Hans Pols Hardjito Haris Saputra Harjiman Harryadjie BS Hendra Sofyan Hendri Yetus Siswono Hendro Wiyanto Heri Kris Herman Syahara Heru Emka Heru Kuntoyo htanzil I Wayan Seriyoga Parta Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indigo Art Space Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Intan Ungaling Dian Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Jajang R Kawentar Jawapos Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jiero Cafe Jihan Fauziah Jo Batara Surya Jonathan Ziberg Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Jual Buku Paket Hemat 23 Jumartono K.H. Ma'ruf Amin Kabar Kadjie MM Kalis Mardiasih Karikatur Hitam-Putih Karikatur Pensil Warna Kartika Foundation Kemah Budaya Pantura (KBP) Kembulan KetemuBuku Jombang Kitab Puisi Suluk Berahi karya Gampang Prawoto Koktail Komik Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Perupa Lamongan Komunitas Perupa Lamongan (KOSPELA) Komunitas Sastra dan Teater Lamongan (Kostela) Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Koskow Koskow (FX. Widyatmoko) KOSTELA Kris Monika E Kyai Sahal Mahfudz L. Ridwan Muljosudarmo Laksmi Shitaresmi Leo Tolstoy Literasa Donuts Lords of the Bow Luhung Sapto Lukas Luwarso Lukisan M Anta Kusuma M. Ilham S M. Yoesoef Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoenomo Mas Dibyo Mashuri Massayu Masuki M Astro Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Memoar Purnama di Kampung Halaman Moch. Faisol Moh. Jauhar al-Hakimi Moses Misdy Muhajir Muhammad Antakusuma Muhammad Muhibbuddin Muhammad Yasir Mulyosari Banyuurip Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur Musdalifah Fachri Ndix Endik Nelson Alwi Nietzsche Noor H. Dee Novel Pekik Nung Bonham Nurel Javissyarqi Nurul Hadi Koclok Nuryana Asmaudi SA Obrolan Octavio Paz Oil on Canvas Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pagelaran Musim Tandur Pameran Lukisan Pasar Seni Indonesia Pasar Seni Lukis Indonesia PC. Lesbumi NU Babat Pekan Literasi Lamongan Pelukis Pelukis Dahlan Kong Pelukis Harjiman Pelukis Saron Pelukis Sugeng Ariyadi Pelukis Tarmuzie Pendhapa Art Space Penerbit PUstaka puJAngga Penerbit SastraSewu Pesta Malang Sejuta Buku 2014 Proses kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi PuJa Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga R Ridwan Hasan Saputra Rabdul Rohim Rahasia Literasi Rakai Lukman Rambuana Raudlotul Immaroh Redland Movie Remy Sylado Rengga AP Resensi Riadi Ngasiran Ribut Wijoto Riki Antoni Robin Al Kautsar Rodli TL Rudi Isbandi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rumoh Projects S. Yadi K Sabrank Suparno Saham Sugiono Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Pasir Art and Culture Sapto Hoedojo Sastra Saut Situmorang Sejarah Sekolah Literasi Gratis (SLG) SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra ke #24 Senarai Pemikiran Sutejo Seni Rupa Septi Sutrisna Seraphina Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shinta Maharani Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sketsa Soesilo Toer Sofyan RH. Zaid Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Srihadi Soedarsono Stefanus P. Elu Suci Ayu Latifah Sugeng Ariyadi Suharwedy Sunu Wasono Susiyo Guntur Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno SZ Syifa Amori Tammalele Tamrin Bey TanahmeraH ArtSpace TANETE Tarmuzie Taufiq Wr. Hidayat Teguh Setiawan Pinang Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Toko Buku PUstaka puJAngga Lamongan Toto Nugroho Tri Andhi S Tri Moeljo Triyono Tu-ngang Iskandar Tulus Rahadi Tulus S Universitas Indonesia Universitas Jember Vincent van Gogh Vini Mariyane Rosya W.S. Rendra Wachid Duhri Syamroni Wahyudin Warung Boenga Ketjil Wasito Wawancara Wayan Sunarta William Bradley Horton Yona Primadesi Yosep Arizal L Yunisa Zawawi Se Zulfian Hariyadi