Ardhabilly
news.baldatuna.com
Jumat (10/8) sekira pukul 09.45 WIB,
Radar Banten (Jawa Pos Group) mengunjungi Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara di
Kampung Kemuludan, Desa Tanara, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, pimpinan KH
Ma’ruf Amin. Untuk sampai di pesantren ini tidaklah terlalu sulit karena
letaknya cukup strategis.
Kurang lebih setengah kilometer dari
Jalan Raya Tanara-Tangerang, sampailah di lokasi pesantren ini. Persis di depan
irigasi Kali Cidurian, Pesantren An-Nawawi berdiri dengan bangunan permanen
yang bertingkat. Bersebelahan dengan Masjid Agung Panata yang baru diresmikan
Presiden Joko Widodo pada 2017.
Sejak KH Ma’ruf Amin ditunjuk sebagai
cawapres mendampingi Jokowi, penjagaan pesantren mulai diperketat. Aparat
kepolisian dari Polsek Tanara dibantu warga bersama menjaga pesantren.
Orang-orang yang lalu lalang keluar masuk pesantren tak luput dari pantauan,
bahkan ditanyakan keperluannya apa. Aparat Polsek Tanara mendapatkan perintah
langsung dari Kapolres Serang untuk melakukan penjagaan.
Di depan pelataran rumah KH Ma’ruf Amin
di kawasan pesantren ini terlihat sepi. Hanya ada sejumlah santri sedang
bermain bola yang masih mengenakan sarung. Di depan gedung asrama putra hanya
ada beberapa santri sedang bermain. Terlihat juga beberapa orangtua santri yang
sedang menjenguk anak mereka.
Anak keenam KH Ma’ruf Amin, Ahmad
Muayyad (40), mengatakan, cukup terkejut saat ayahnya diumumkan sebagai
cawapres mendampingi capres Joko Widodo.
“Saya tahu Abah jadi cawapres di TV,
tidak ada firasat apa-apa kalau Abah mau nyalon. Kalau kepada saya mah Abah
tidak ngomong kalau mau nyalon cawapres, tidak tahu kalau kepada anak-anak
lainnya.” katanya saat ditemui di kediamannya di Kompleks Pesantren An-Nawawi,
Jumat (10/8).
Kata Muayyad, keluarga senang
mendapatkan kabar itu. “Saya bersyukur terutama keluarga. Saya juga berterima
kasih kepada Allah Swt yang memercayai Abah,” katanya.
Muayyad bersama kakaknya Ahmad Syauqi
menetap di Pesantren An-Nawawi sebagai pimpinan pesantren. “Bagi saya yang
penting Abah diberi kesehatan, juga diberikan kemudahan dalam menghadapi
rintangan. Mudah-mudahan juga Abah terhindar dari fitnah yang saat ini sedang
marak di media sosial. Kami sebagai anak, hanya men-support dan mendoakan Abah,
semoga yang terbaik bisa menjadi milik Abah,” ucapnya.
Disinggung soal ulama terjun ke ranah
politik, Muayyad menegaskan, tidak khawatir jika orangtuanya terjun pada
politik. Ia merasa yakin orangtuanya bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa Indonesia. “Dari dulu kan ulama sudah terjun ke
politik. Saya tidak khawatir kalau Abah terjun ke politik karena memang ulama
dari dulu ada yang ikut politik,” tegasnya.
Ia mengungkapkan, Abah datang ke
pesantren ini sudah terjadwal rapi. Seminggu sekali mengajarkan kitab kuning
kepada santrinya. Santri sering diajarkan Tafsir Jalalain. Biasanya pengajaran
dilakukan setelah salat Subuh sampai dengan pukul 07.00 WIB. “Saat ini jumlah
santri kurang lebih 1.000 orang. Pesantren ini berdiri tahun 2001,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, Pesantren An-Nawawi
Tanara tidak hanya mengusung pesantren salafi, tetapi juga terdapat sekolah
agama mulai madrasah ibtidaiyah (MI) hingga perguruan tinggi. “Para santri bisa
bersekolah juga, tidak hanya mendapatkan ijazah pesantren salafi para santri
juga mendapatkan ijazah sekolah supaya bisa melanjutkan sekolahnya,” terangnya.
Muayyad mengungkapkan, memiliki tujuh
saudara. Yakni Siti Marifah, Siti Mamduhah, Siti Najihah, Siti Nur Azizah,
Ahmad Syauqi, Siti Hannah, dan Siti Haniatunnisa. “Namun, yang bungsu itu
sering setiap hari bolak-balik dari Jakarta kesini (Tanara-red) untuk mengajar
santri di sini,” ungkapnya lagi.
Salah seorang wali murid santri Budi
mengatakan, memasukkan anaknya ke Pesantren An-Nawawi karena pelajaran yang
diajarkan di pesantren ini sangat bagus. “Di sini juga ada pelajaran kitab
kuning,” katanya.
Disinggung soal sosok KH Ma’ruf Amin,
Budi mengungkapkan, KH Ma’ruf adalah tokoh yang bijaksana. Tidak banyak bicara
namun banyak bekerja. Ia yakin, KH Ma’ruf bisa menjadi wakil presiden. “Saya
sepakat jika beliau jadi wakil presiden karena sekarang saatnya ulama yang
menjadi pemimpin,” ujarnya.
Ia menjelaskan, walaupun memang anaknya
baru satu bulan di Pesantren An-Nawawi Tanara, tapi ia sudah lama mengenal KH
Ma’ruf Amin. “Saya sudah tahu Pak Kiai (KH Ma’ruf Amin-red) dari dulu. Beliau
kan tokoh nasional yang saat ini menjabat ketua umum MUI pusat,” tukasnya.
Sementara itu, Camat Tanara Eri Suhaeri
mengatakan, masyarakat Tanara menyambut baik dan mendukung pencalonan KH
Ma’ruf. “Kebanyakan mendukung. Saya juga mendengar dari warga yang ada di
kecamatan, di luar, dan ketika ketemu di jalan. Sepertinya masyarakat menyambut
baik dengan adanya cawapres dari Tanara,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, setelah dilakukan
pengkajian ternyata program yang digagas oleh KH Ma’ruf Amin dengan program
Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah itu sejalan. Sama-sama ingin menyejahterakan
masyarakat. (yuz/jpg/JPC)
https://news.baldatuna.com/punya-ribuan-santri-kh-maruf-amin-rutin-mengajar-tafsir/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar